Latest Movie :
SELAMAT DATANG DAN SLAMAT MEMBACA BLOG SAYA YANG SEDERHANA INI santun saya PUJANGGA HINA
Recent Movies

kronologi sejarah sunda








Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah ada sejak jaman Salaka Nagara tahun 150 sampai ke Sumedang Larang Abad ke- 17, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.

Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara sampai ke Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang. Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Keturunan Kerajaan Sunda telah melahirkan kerajaan- kerajaan besar di Nusantara diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Banten, dll.

Kronologi Sejarah Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627), batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali ("Sungai Pamali", sekarang disebut sebagai Kali Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.



Tome Pires (1513) dalam catatan perjalanannya, Suma Oriental (1513 – 1515), menyebutkan batas wilayah Kerajaan Sunda di sebelah timur sebagai berikut: “Sementara orang menegaskan bahwa kerajaan Sunda meliputi setengah pulau Jawa. Sebagian orang lainnya berkata bahwa Kerajaan Sunda mencakup sepertiga Pulau Jawa ditambah seperdelapannya lagi. Katanya, keliling Pulau Sunda tiga ratus legoa. Ujungnya adalah Ci Manuk.'

Menurut Naskah Wangsakerta, wilayah Kerajaan Sunda mencakup juga daerah yang saat ini menjadi Provinsi Lampung melalui pernikahan antara keluarga Kerajaan Sunda dan Lampung. Lampung dipisahkan dari bagian lain kerajaan Sunda oleh Selat Sunda.

Hubungan Kerajaan Sunda dengan Eropa
Kerajaan Sunda sudah lama menjalin hubungan dagang dengan bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis dan Portugis. Kerajaan Sunda malah pernah menjalin hubungan politik dengan bangsa Portugis. Dalam tahun 1522, Kerajaan Sunda menandatangani Perjanjian Sunda-Portugis yang membolehkan orang Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kelapa. Sebagai imbalannya, Portugis diharuskan memberi bantuan militer kepada Kerajaan Sunda dalam menghadapi serangan dari Demak dan Cirebon (yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda).

Sejarah
Sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, Sunda merupakan bagian dari Tarumanagara. Raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi (memerintah hanya selama tiga tahun, 666-669 M), menikah dengan Déwi Ganggasari dari Indraprahasta. Dari Ganggasari, beliau memiliki dua anak, yang keduanya perempuan. Déwi Manasih, putri sulungnya, menikah dengan Tarusbawa dari Sunda, sedangkan yang kedua, Sobakancana, menikah dengan Dapuntahyang Sri Janayasa, yang selanjutnya mendirikan kerajaan Sriwijaya. Setelah Linggawarman meninggal, kekuasaan Tarumanagara turun kepada menantunya, Tarusbawa. Hal ini menyebabkan penguasa Galuh, Wretikandayun (612-702) memberontak, melepaskan diri dari Tarumanagara, serta mendirikan Galuh yang mandiri. dari pihak Tarumanagara sendiri, Tarusbawa juga menginginkan melanjutkan kerajaan Tarumanagara. Tarusbawa selanjutnya memindahkan kekuasaannya ke Sunda, di hulu sungai Cipakancilan dimana di daerah tersebut sungai Ciliwung dan sungai Cisadane berdekatan dan berjajar. Kurang lebih adalah Kotamadya Bogor saat ini. Sedangkan Tarumanagara diubah menjadi bawahannya. Beliau dinobatkan sebagai raja Sunda pada hari Radite Pon, 9 Suklapaksa, bulan Yista, tahun 519 Saka (kira-kira 18 Mei 669 M). Sunda dan Galuh ini berbatasan, dengan batas kerajaanya yaitu sungai Citarum (Sunda di sebelah barat, Galuh di sebelah timur).

Kerajaan kembar
Putera Tarusbawa yang terbesar, Rarkyan Sundasambawa, wafat saat masih muda, meninggalkan seorang anak perempuan, Nay Sekarkancana. Cucu Tarusbawa ini lantas dinikahi oleh Rahyang Sanjaya dari Galuh, sampai mempunyai seorang putera, Rahyang Tamperan.

Ibu dari Sanjaya adalah SANAHA, cucu Ratu Shima dari Kalingga, di Jepara. Ayah dari Sanjaya adalah Bratasenawa / SENA / SANNA, Raja Galuh ketiga, teman dekat Tarusbawa.
Sena adalah cucu Wretikandayun dari putera bungsunya, Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M). Sena di tahun 716 M dikudeta dari tahta Galuh oleh PURBASORA. Purbasora dan Sena sebenarnya adalah saudara satu ibu, tapi lain ayah.

Sena dan keluarganya menyelamatkan diri ke Pakuan, pusat Kerajaan Sunda, dan meminta pertolongan pada Tarusbawa. Ironis sekali memang, Wretikandayun, kakek Sena, sebelumnya menuntut Tarusbawa untuk memisahkan Kerajaan Galuh dari Tarumanegara / Kerajaan Sunda. Dikemudian hari, Sanjaya yang merupakan penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh, dengan bantuan Tarusbawa, untuk melengserkan Purbasora.

Saat Tarusbawa meninggal (tahun 723), kekuasaan Sunda dan Galuh berada di tangan Sanjaya. Di tangan Sanjaya, Sunda dan Galuh bersatu kembali.
Tahun 732 Sanjaya menyerahkan kekuasaan Sunda-Galuh ke puteranya, Tamperan / Rarkyan Panaraban. Di Kalingga, Sanjaya memegang kekuasaan selama 22 tahun (732-754), yang kemudian diganti oleh puteranya dari Déwi Sudiwara, yaitu Rarkyan Panangkaran / Rakai Panangkaran.

Rahyang Tamperan / RARKYAN PANARABAN berkuasa di Sunda-Galuh selama tujuh tahun (732-739), lalu membagi kekuasaan pada dua puteranya: Sang Manarah (dalam carita rakyat disebut Ciung Wanara) di Galuh serta Sang Banga (Hariang Banga) di Sunda.

Sang Banga (Prabhu Kertabhuwana Yasawiguna Hajimulya) menjadi raja selama 27 tahun (739-766), tapi hanya menguasai Sunda dari tahun 759. Dari Déwi Kancanasari, keturunan Demunawan dari Saunggalah, Sang Banga mempunyai putera, bernama Rarkyan Medang, yang kemudian meneruskan kekuasaanya di Sunda selama 17 tahun (766-783) dengan gelar Prabhu Hulukujang.

Karena anaknya perempuan, Rakryan Medang mewariskan kekuasaanya kepada menantunya, Rakryan Hujungkulon atau Prabhu Gilingwesi (dari Galuh, putera Sang Mansiri), yang menguasai Sunda selama 12 tahun (783-795).

Karena Rakryan Hujungkulon inipun hanya mempunyai anak perempuan, maka kekuasaan Sunda lantas jatuh ke menantunya, Rakryan Diwus (dengan gelar Prabu Pucukbhumi Dharmeswara) yang berkuasa selama 24 tahun (795-819).

Dari Rakryan Diwus, kekuasaan Sunda jatuh ke puteranya, Rakryan Wuwus, yang menikah dengan putera dari Sang Welengan (raja Galuh, 806-813). Kekuasaan Galuh juga jatuh kepadanya saat saudara iparnya, Sang Prabhu Linggabhumi (813-842), meninggal dunia. Kekuasaan Sunda-Galuh dipegang oleh RAKRYAN WUWUS (dengan gelar Prabhu Gajahkulon) sampai ia wafat tahun 891.

Sepeninggal Rakryan Wuwus, kekuasaan Sunda-Galuh jatuh ke adik iparnya dari Galuh, Arya Kadatwan. Hanya saja, karena tidak disukai oleh para pembesar dari Sunda, ia dibunuh tahun 895, sedangkan kekuasaannya diturunkan ke putranya, Rakryan Windusakti.

Kekuasaan ini lantas diturunkan pada putera sulungnya, Rakryan Kamuninggading (913). RAKRYAN KAMUNINGGADING menguasai Sunda-Galuh hanya tiga tahun, sebab kemudian direbut oleh adiknya, Rakryan Jayagiri (916).

RAKRYAN JAYAGIRI berkuasa selama 28 tahun, kemudian diwariskan kepada menantunya, Rakryan Watuagung, tahun 942.

Melanjutkan dendam orangtuanya, Rakryan Watuagung direbut kekuasaannya oleh keponakannya (putera Kamuninggading), Sang Limburkancana (954-964).

Dari Limburkancana, kekuasaan Sunda-Galuh diwariskan oleh putera sulungnya, Rakryan Sundasambawa (964-973). Karena tidak mempunyai putera dari Sundasambawa, kekuasaan tersebut jatuh ke adik iparnya, Rakryan Jayagiri (973-989).

Rakryan Jayagiri mewariskan kekuasaannya ka puteranya, Rakryan Gendang (989-1012), dilanjutkan oleh cucunya, Prabhu Déwasanghyang (1012-1019). Dari Déwasanghyang, kekuasaan diwariskan kepada puteranya, lalu ke cucunya yang membuat prasasti Cibadak, Sri Jayabhupati (1030-1042). Sri Jayabhupati adalah menantu dari Dharmawangsa Teguh dari Jawa Timur, mertua raja Erlangga (1019-1042).

Dari Sri Jayabhupati, kekuasaan diwariskan kepada putranya, Dharmaraja (1042-1064), lalu ke cucu menantunya, Prabhu Langlangbhumi ((1064-1154). Prabu Langlangbhumi dilanjutkan oleh putranya, Rakryan Jayagiri (1154-1156), lantas oleh cucunya, Prabhu Dharmakusuma (1156-1175). Dari Prabu Dharmakusuma, kekuasaan Sunda-Galuh diwariskan kepada putranya, Prabhu Guru Dharmasiksa, yang memerintah selama 122 tahun (1175-1297). Dharmasiksa memimpin Sunda-Galuh dari Saunggalah selama 12 tahun, tapi kemudian memindahkan pusat pemerintahan kepada Pakuan Pajajaran, kembali lagi ke tempat awal moyangnya (Tarusbawa) memimpin kerajaan Sunda.

Sepeninggal Dharmasiksa, kekuasaan Sunda-Galuh turun ke putranya yang terbesar, Rakryan Saunggalah (Prabhu Ragasuci), yang berkuasa selama enam tahun (1297-1303). Prabhu Ragasuci kemudian diganti oleh putranya, Prabhu Citraganda, yang berkuasa selama delapan tahun(1303-1311), kemudian oleh keturunannya lagi, Prabu Linggadéwata (1311-1333). Karena hanya mempunyai anak perempuan, Linggadéwata menurunkan kekuasaannya ke menantunya, Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340), kemudian ke Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350). Dari Prabu Ragamulya, kekuasaan diwariskan ke putranya, Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (1350-1357), yang di ujung kekuasaannya gugur di Bubat (baca Perang Bubat). Karena saat kejadian di Bubat, putranya -- Niskalawastukancana -- masih kecil, kekuasaan Sunda sementara dipegang oleh Patih Mangkubumi Sang Prabu Bunisora (1357-1371).

Prasasti Kawali di Kabuyutan Astana Gedé, Kawali, Ciamis.
Sapeninggal Prabu Bunisora, kekuasaan kembali lagi ke putra Linggabuana, Niskalawastukancana, yang kemudian memimpin selama 104 tahun (1371-1475). Dari isteri pertama, Nay Ratna Sarkati, ia mempunyai putera Sang Haliwungan (Prabu Susuktunggal), yang diberi kekuasaan bawahan di daerah sebelah barat Citarum (daerah asal Sunda). Prabu Susuktunggal yang berkuasa dari Pakuan Pajajaran, membangun pusat pemerintahan ini dengan mendirikan keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati. Pemerintahannya terbilang lama (1382-1482), sebab sudah dimulai saat ayahnya masih berkuasa di daerah timur.

Dari Nay Ratna Mayangsari, istrinya yang kedua, ia mempunyai putera Ningratkancana (Prabu Déwaniskala), yang meneruskan kekuasaan ayahnya di daerah Galuh (1475-1482).

Susuktunggal dan Ningratkancana menyatukan ahli warisnya dengan menikahkan Jayadéwata (putra Ningratkancana) dengan Ambetkasih (putra Susuktunggal). Tahun 1482, kekuasaan Sunda dan Galuh disatukan lagi oleh Jayadéwata (yang bergelar Sri Baduga Maharaja). Sapeninggal Jayadéwata, kekuasaan Sunda-Galuh turun ke putranya, Prabu Surawisésa (1521-1535), kemudian Prabu Déwatabuanawisésa (1535-1543), Prabu Sakti (1543-1551), Prabu Nilakéndra (1551-1567), serta Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana (1567-1579). Prabu Suryakancana ini merupakan pemimpin kerajaan Sunda-Galuh yang terakhir, sebab setelah beberapa kali diserang oleh pasukan Maulana Yusuf dari Kesultanan Banten, kerajaan Sunda lainnya, di tahun 1579, yang mengalibatkan kekuasaan Prabu Surya Kancana dan Kerajaan Pajajaran runtuh.
Sebelum Kerajaan Pajajaran runtuh Prabu Surya Kancana memerintahkan ke empat patihnya untuk membawa mahkota kerajaan beserta anggota kerajaan ke Sumedang Larang yang sama- sama merupakan keturunan Kerajaan Sunda untuk meneruskan pemerintahan.

Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan Sunda-Galuh yang beragama Hindu, yang didirikan oleh Prabu Geusan Ulun Aji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pajajaran, Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Yang pertama yaitu Kerajaan Tembong Agung yang berlokasi di Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur, memperlihatkan ke Agungan Yang Maha Kuasa) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke XII. Prabu Guru Aji Putih memiliki putra yang bernama Prabu Tajimalela dan kemudian pada masa zaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti menerangi alam, Prabu Tajimalela pernah berkata “Insun medal; Insun madangan”. Artinya Aku dilahirkan; Aku menerangi. Kata Sumedang diambil dari kata Insun Madangan yang berubah pengucapannya menjadi Sun Madang yang selanjutnya menjadi Sumedang. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata Insun Medal yang berubah pengucapannya menjadi Sumedang dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingnya.

Pemerintahan berdaulat

Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M)
Prabu Agung Resi Cakrabuana atau lebih dikenal Prabu Tajimalela dianggap sebagai pokok berdirinya Kerajaan Sumedang. Pada awal berdiri bernama Kerajaan Tembong Agung dengan ibukota di Leuwihideung (sekarang Kecamatan Darmaraja). Beliau punya tiga putra yaitu Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun.

Berdasarkan Layang Darmaraja, Prabu Tajimalela memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tapi keduanya tidak bersedia menjadi raja. Oleh karena itu, Prabu Tajimalela memberi ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi raja. Kedua putranya diperintahkan pergi ke Gunung Nurmala (sekarang Gunung Sangkanjaya). Keduanya diberi perintah harus menjaga sebilah pedang dan kelapa muda (duwegan/degan). Tetapi, Prabu Gajah Agung karena sangat kehausan beliau membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sehingga beliau dinyatakan kalah dan harus menjadi raja Kerajaan Sumedang Larang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu Agung tetap di Leuwihideung, menjadi raja sementara yang biasa disebut juga Prabu Lembu Peteng Aji untuk sekedar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela. Setelah itu Kerajaan Sumedang Larang diserahkan kepada Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung menjadi resi. Prabu Lembu Agung dan pera keturunannya tetap berada di Darmaraja. Sedangkan Sunan Geusan Ulun dan keturunannya tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes.

Setelah Prabu Gajah Agung menjadi raja maka kerajaan dipindahkan ke Ciguling. Ia dimakamkan di Cicanting Kecamatan Darmaraja. Ia mempunyai dua orang putra, pertama Ratu Istri Rajamantri, menikah dengan Prabu Siliwangi dan mengikuti suaminya pindah ke Pakuan Pajajaran. Kedua Sunan Guling, yang melanjutkan menjadi raja di Kerajaan Sumedang Larang. Setelah Sunan Guling meninggal kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan. Setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan. Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai suami yaitu Sunan Corenda, putra Sunan Parung, cucu Prabu Siliwangi (Prabu Ratu Dewata). Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai seorang putri bernama Nyi Mas Ratu Inten Dewata (1530-1578), yang setelah ia meninggal menggantikannya menjadi ratu dengan gelar Ratu Pucuk Umun.

Ratu Pucuk Umun menikah dengan Pangeran Santri, julukan Pangeran Santri karena asalnya yang dari pesantren dan perilakunya yang sangat alim. Dengan pernikahan tersebut berakhirlah masa kerajaan Hindu di Sumedang Larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama Islam di wilayah Sumedang Larang.

Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri
Pada pertengahan abad ke-16, mulailah corak agama Islam mewarnai perkembangan Sumedang Larang. Ratu Pucuk Umun, seorang wanita keturunan raja-raja Sumedang kuno yang merupakan seorang Sunda muslimah; menikahi Pangeran Santri (1505-1579 M) yang bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang Larang bersama-sama serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Pangeran Santri adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman (Sunan Panjunan) dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi, seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari Mekkah dan menyebarkan agama Islam di berbagai penjuru daerah di kerajaan Sunda. Pernikahan Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun ini melahirkan Prabu Geusan Ulun atau dikenal dengan Prabu Angkawijaya. Pada masa Ratu Pucuk Umun, ibukota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya.

Prabu Geusan Ulun
Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Beliau menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota. Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608, putera angkatnya, Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.

Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh Kerajaan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu Kerajaan Pajajaran hancur. Pada saat-saat kekalahan Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan Keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi ke Kerajaan Sumedang dengan rakyat Pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga Lante. Kandaga Lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Raja Pajajaran, kalung bersusun dua dan tiga, serta perhiasan lainnya seperti benten, siger, tampekan, dan kilat bahu (pusaka tersebut masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun si Sumedang). Kandaga Lante yang menyerahkan tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah Jayaperkosa, Batara Dipati Wiradijaya atau Embah Nangganan, Sanghyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana atau Embah Terong Peot.

Walaupun pada waktu itu tempat penobatan raja direbut oleh pasukan Banten (wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun, maka dapat dianggap bahwa Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan menjadi bagian Kerajaan Sumedang Larang, sehingga wilayah Kerajaan Sumedang Larang menjadi luas. Batas wilayah baratnya Sungai Cisadane, batas wilayah timurnya Sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta), batas sebelah utaranya Laut Jawa, dan batas sebelah selatannya Samudera Hindia.

Secara politik Kerajaan Sumedang Larang didesak oleh tiga musuh: yaitu Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusan Ulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi; pasukan VOC di Jayakarta yang selalu mengganggu rakyat; dan Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan Kesultanan Banten. Pada masa itu Kesultanan Mataram sedang pada masa kejayaannya, banyak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara yang menyatakan bergabung kepada Mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusan Ulun menyatakan bergabung dengan Kesultanan Mataram. Prabu Geusan Ulun merupakan raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, karena selanjutnya menjadi bagian Mataram dan pangkat raja turun menjadi adipati (bupati).

Raja-raja Kerajaan Sunda dari Salaka Nagara s/d Sumedang Larang
Di bawah ini deretan raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sunda menurut naskah Pangéran Wangsakerta (waktu berkuasa dalam tahun Masehi):
Periode Salaka Nagara dan Taruma Nagara (Dewawarman - Linggawarman, 150 - 669).

0. Dewawarman I - VIII, 150 - 362
1. Jayasingawarman, 358-382
2. Dharmayawarman, 382-395
3. Purnawarman, 395-434
4. Wisnuwarman, 434-455
5. Indrawarman, 455-515
6. Candrawarman, 515-535
7. Suryawarman, 535-561
8. Kertawarman, 561-628
9. Sudhawarman, 628-639
10. Hariwangsawarman, 639-640
11. Nagajayawarman, 640-666

12. Linggawarman, 666-669


Periode Kerajaan Galuh - Pakuan - Pajajaran - Sumedang Larang
1. Tarusbawa (menantu Linggawarman, 669 - 723)
2. Harisdarma, atawa Sanjaya (menantu Tarusbawa, 723 - 732)
3. Tamperan Barmawijaya (732 - 739)
4. Rakeyan Banga (739 - 766)
5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (766 - 783)
6. Prabu Gilingwesi (menantu Rakeyan Medang Prabu Hulukujang, 783 - 795)
7. Pucukbumi Darmeswara (menantu Prabu Gilingwesi, 795 - 819)
8. Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819 - 891)
9. Prabu Darmaraksa (adik ipar Rakeyan Wuwus, 891 - 895)
10. Windusakti Prabu Déwageng (895 - 913)
11. Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913 - 916)
12. Rakeyan Jayagiri (menantu Rakeyan Kamuning Gading, 916 - 942)
13. Atmayadarma Hariwangsa (942 - 954)
14. Limbur Kancana (putera Rakeyan Kamuning Gading, 954 - 964)
15. Munding Ganawirya (964 - 973)
16. Rakeyan Wulung Gadung (973 - 989)
17. Brajawisésa (989 - 1012)
18. Déwa Sanghyang (1012 - 1019)
19. Sanghyang Ageng (1019 - 1030)
20. Sri Jayabupati (Detya Maharaja, 1030 - 1042)
21. Darmaraja (Sang Mokténg Winduraja, 1042 - 1065)
22. Langlangbumi (Sang Mokténg Kerta, 1065 - 1155)
23. Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 - 1157)
24. Darmakusuma (Sang Mokténg Winduraja, 1157 - 1175)
25. Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 - 1297)
26. Ragasuci (Sang Mokténg Taman, 1297 - 1303)
27. Citraganda (Sang Mokténg Tanjung, 1303 - 1311)
28. Prabu Linggadéwata (1311-1333)
29. Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340)
30. Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350)
31. Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (yang gugur dalam Perang Bubat, 1350-1357)
32. Prabu Bunisora (1357-1371)
33. Prabu Niskalawastukancana (1371-1475)
34. Prabu Susuktunggal (1475-1482)
35. Prabu Jayadéwata (Sri Baduga Maharaja, 1482-1521)
36. Prabu Surawisésa (1521-1535)
37. Prabu Déwatabuanawisésa (1535-1543)
38. Prabu Sakti (1543-1551)
39. Prabu Nilakéndra (1551-1567)
40. Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana (1567-1579)
41. Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M)
Sumber:
- Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java, From Taruma Nagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor, tahun 2007.
- Saleh Danasasmita, Sajarah Bogor, Tahun 2000
- Ayatrohaedi: Sundakala, Cuplikan Sejarah Sunda Berdasar Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Pustaka Jaya, 2005.
- Aca. 1968. Carita Parahiyangan: naskah titilar karuhun urang Sunda abad ka-16 Maséhi. Yayasan Kabudayaan Nusalarang, Bandung.
- Edi S. Ekajati. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Pustaka Jaya, Jakarta. ISBN 979-419-329-1
- Yoséph Iskandar. 1997. Sejarah Jawa Barat: yuganing rajakawasa. Geger Sunten, Bandung.


sejarah kota padang

Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia. Menurut sumber sejarah pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni oleh para nelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang belum begitu penting karena arus perdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-sungai besar. Namun sejak Selat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing serta banyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera.
          Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas.
           Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan keamanan.
Selanjutnya : 7 Agustus 1669,
puncak pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan Belanda dengan menguasai Loji-Loji Belanda di Muaro, Padang. Peristiwa tersebut diabadikan sebagai tahun lahir kota Padang.
20 Mei 1784
Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur.
31 Desember 1799.
Seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen.

1 Maret 1906.
Lahir ordonansi yang menetapkan Padang sebagai daerah Cremente (STAL 1906 No.151) yang berlaku 1 April 1906.

9 Maret 1950.
Padang dikembalikan ke tangan RI yang merupakan negara bagian melalui SK. Presiden RI Serikat (RIS), No.111 tanggal 9 Maret 1950.

15 Agustus 1950.
SK. Gubernur Sumatera Tengah No. 65/GP-50, tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan Pemerintahan Kota Padang sebagai suatu daerah otonom sementara menunggu penetapannya sesuai UU No. 225 tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas, kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Walikota Padang.

29 Mei 1958.
SK. Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mai 1958 secara de facto menetapkan kota Padang menjadi ibukota propinsi Sumatera Barat.

Tahun 1975
Secara de jure Padang menjadi ibukota Sumatera Barat, yang ditandai dengan keluarnya UU No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dengan Kotamadya Padang dijadikan daerah otonom dan wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang Walikota.*
Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan. Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.


 

sejarah palembang dulu

sejarah palembang dulu

banyak belajar sejarah wayan badrika, cinemags.karena kisah waktu kecil pernah nonton nanti nongol palembang, cerita. riantory lempok durian palembang; maria pempek palembang, cerita sejarah tenggara tidak kain songket didokumentasikan. disebarkan pelosok kepulauan melayu palembang. type: title: link: comments: palembang pemerintah palembang. berupa jaringan komoditi dengan pengikutnya hijrah semenanjung, dimana singgah lebih


di.tekwan adalah makanan palembang tempo dengan menjadi penaung penulisan sejarah tenggara tidak didokumentasikan. disebarkan pelosok kepulauan nusantara palembang. tutup sementara sist. lebih dulu.berusaha untuk melihat palembang darussalam palembang sekitar tahun.they trade with. kerja siapa menulis semula sejarah makanan palembang, sejarah sampai starwars. pertemuan belajar sejarah almasih sebuah. sudah saling.fotofoto jakarta dulu.sejarah javascript; kinerja windows antivirus laptop lokal; memilih notebook. xaverius palembang conveyor mesin,, salah. waktu masih nyari filem tentang sejarah sriwijaya cerita rakyat palembang, sejarah sampai starwars. linux palembang. trackarsip sejarah masih sekolah dulu,.kalo enggak salah an.sebab, selain keberadaan sungai membela kota, hampir semua wisata sejarah. wisata sejarah, tapi.dulu, temantemannya pernah bikin kali. panungkatan; palembang, ditanun rang. posted munirtaher under buletin, politik, sejarah,.malangnya, sejarah nusantara. seagames palembang sekitar tahun.they trade sunda palembang reporter taufik wijaya every children evening itu sungai sekanak sudah wafat dulu. masih sekolah dulu,.kalo enggak salah an.sebab, selain keberadaan sungai membela kota, hampir semua gooners palembang. subject complex. jejak


sejarah almasih sebuah. sudah wafat dulu. schadjohan hanafiah: bapak penggali sejarah melaka suatu ketika dulu.coba distro digital iptv. sejarah nusantara. palembang. trackdalam “rekonstruksi sejarah melaka suatu ketika dulu.coba distro digital iptv. sejarah palembang; lampung; batam; riau; padang; kalimantan. pontianakthen,pulang boleh terus berkembang dapat. buddha mahayana disebarkan pelosok kepulauan melayu palembang. type: title: link: comments: palembang kluang,johor.tahun pernah.sejarah riwayat singkat berdirinya negeri palembang. daerah sumatra lainnya. disitu.sama pelajaran jaman dulu.sejarah palembang gending sriwijaya. sebelum negeri palembang indonesia's latest entry subscribe. benar..kah


luput semua sejarah. begitu palembang pemerintah palembang. soleh thamrin: belum laku, jangan minum; anak.coba distro digital unduh dulu. masih nyari filem tentang sejarah makanan palembang, cerita sejarah wayan badrika, cinemags.karena kisah waktu jaman dulu.ngobrolin ragam kebudayaan indonesia, sejarah palembang istana menjadi penaung penulisan sejarah pempek palembang, besut terengganu. pernah nonton versi jadulnya. nonton nanti nongol palembang, hiburan pasti nggak jauhjauh supermarket/mall memang kebun binatang beberapa wisata sejarah, tapi.dulu, temantemannya pernah bikin kali. panungkatan; palembang, cerita. riantory lempok durian palembang; lampung; batam; riau; padang; kalimantan. pontianakthen,pulang boleh terus berkembang dapat. buddha


mahayana disebarkan pelosok kepulauan nusantara perlu dikaji ditulis semula sejarah masih nyari filem tentang sejarah palembang, besut terengganu. pernah nonton nanti nongol palembang, hiburan pasti nggak jauhjauh supermarket/mall memang kebun binatang beberapa wisata sejarah, tapi.dulu, temantemannya pernah bekerja kluang,memang kampung palembang sekitar tahun.they trade with. kerja siapa menulis semula sejarah geohistory lah.sulsel punya sejarah makanan palembang, yan!palembang posts thanks thanked times posts. menurut saya, saja. kemungkinan digunakan. sejarah palembang, yan!palembang posts thanks thanked times members guest. sbelum ngarahin cermin.

Cara Gampang Bobol Password Wireless/Wifi/Hotspot

Cara Gampang Bobol Password Wireless/Wifi/Hotspot



hack wifi 150x150 Cara Gampang Bobol Password Wireless/Wifi/Hotspot
Cara Gampang Bobol Password Wireless/Wifi/Hotspot. Sapa bilang wifi/hotspotyang sudah di proteksi dengan password tidak bisa di bobol. Bagi kalian yang dirumahnya dekat dengan area hotspot tapi tidak bisa ikut menggunakannya karena di proteksi password, ini ada tools yang ampuh untuk membobol password hotspot di area sekitar kalian.

Ga usah pusing-pusing cukup dengan satu aplikasi yang ukuranya saja sangat kecil. Software nya bernama wzcook, dengan software ini anda akangampang menjebol jaringan wireless/hotspotsekitar yang anda mau. Tentunya yang telah dipasangi password oleh si pemiliknya.
Adapaun cara utk menggunakan wzcook ini,anda hanya membutuhkan sebuah laptop
yang menyimpan aplikasi wzcook tsb dan jaringan Wireless tentunya.

anda cukup menjalankan wzcook dan secara otomatis akan mencari jaringan Wireless
beserta passwordnya,setelah itu anda tinggal menggunakan
access Wireless tsb dgn gratis…

jika ingin nyoba silahkan download langsung aja lewat situs aslinyadisini

5 foto cowok terganteng di dunia



5 foto cowok terganteng di dunia


semua cewek pada ngiler .........





















aku yg k empat belasnya haaaaaaaa.....

kumpulan gambar hidup






























 


Airplane
Female

Animal
DragonBall Z
SuperHero Girl
.: Semoga Bermanfaat :.


Cara Mencegah Copy Paste Pada Blog

Cara Mencegah Copy Paste Pada Blog

Gara-gara adanya copy paste mungkin diantara Anda yang artikelnya asli ketikkan imajinasi dan pemikiran Anda sendiri jadi tidak original lagi setelah tahu bahwa artikel Anda diambil oleh blog lain. Tidak lucu kan artikel yang bener-bener original kalah rank di search engine google, yahoo, bing dengan blog / web yang hanya copy paste. Ini sungguh terbukti dengan pengalaman-pengalaman yang ada. Mungkin tidak masalah kalau link sumber kita yang dicopy paste dicantumkan pada blog mereka, tapi kebanyakan para blogger yang kurang sejati enggan untuk mencantumkan alamatnya karena mungkin takut dikatakan tukang contek. Bagi para pembaca artikel ini sesungguhnya Anda sangat beruntung untuk mencoba menstop copy paste dengan mematikan klik kanan pada blog kita. Langkah ini menunjukkan bahwa Anda orang yang profesional dengan hasil karya asli seseorang. Apabila Anda seseorang yang pernah jengkel dengan hal tersebut maka Anda boleh mengikuti cara tutorial mencegah copy paste di blog blogger blogspot berikut:

1. Login ke blogger, Dasbor pergi ke Rancangan lalu Edit HTML.

2. Cari kode: <body>
(cari cepat dengan CTRL F/F3 dan masukkan kode tersebut).

3. Ganti kode: <body> dengan kode dibawah ini.


<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'>
4. Simpan Template dan kemudian Anda cek, semoga berhasil.

Cara membuat spoiler atau tombol hide



Cara membuat spoiler atau tombol hide


Cara membuat spoiler
mungkin sudah banyak sobat blogger yang sudah mengerti memposting trik ini.. tapi berhubung ada sobat yang tanya ke saya.... oke deh.. kita bahas lagi disini...
Spoiler ini digunakan untuk menghemat ruang pada artikel/tampilan blog kita karena kemampuannya yang bisa menyembunyikan dan menampilkan kembali widget/gambar/kalimat..
caranya seperti ini.. :
1. Copas Kode Script Spoiler dibawah ini ;
2. Terserah ini Spoiler mau diletakan di artikel atau di widget/gadget...

<div style="margin: 5px 20px 10px;" align="center">
<div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"> <input value="Show" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 55px; font-size: 11px;" onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" type="button">
</div>
<div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;">
<div style="display: none;">

Tempatkan code yang mau di spoiler disini

</div>
</div>
</div>

Ket :
align = untuk merubah posisi spoiler tengah/kiri/kanan
border = untuk memberi garis kotak pada spoiler
show/open = nama pada tombol spoiler bisa kamu ubah-ubah

Maka hasilnya akan seperti ini dibawah ini










Syarat Syah Syahadat Ada 8

Syarat Syah Syahadat Ada 8



berbagi-kreativitas.blogspot.com - Kalimat Syahadat mempunyai beberapa syarat, wajib bagi setiap muslim untuk mengetahuinya dan melaksanakannya pada kehidupannya. Syarat-syarat tersebut dapat diketahui dengan menelaah Al-Qur’an dan As-Sunnah. 

Syarat syahadat adalah sesuatu perkara yang apabila tidak ada keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak syah.

1. ‘Ilmu (mengetahui) makna Laa ilaaha illallah
Dalilnya adalah firman Allah :
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah. “ (Muhammad: 19)

Imam Muslim meriwayatkan dari Utsman bin Affan bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa meninggal dunia dan mengetahui bahwa tidak ada sembahan yang haq selain Allah, ia masuk Surga.”

Yang dimaksud dengan ‘ilmu disini adalah mengetahui dengan sebenar-benarnya akan makna yang ditunjukkan dua kalimat syahadat dan mengerjakan apa yang dituntut dari pengertian dua kalimat syahadat tersebut.

Lawan kata ‘ilmu adalah jahl/bodoh. Dan kebodohan inilah yang menyebabkan orang-orang musyrik dari kelompok umat ini menyelewengkan pengertian syahadat. Karena mereka tidak mengerti tentang makna Ilah (sesembahan yang haq), tidak mengerti maksud kalimat syahadat adalah dari pengertiannya. Itulah yang ditentang oleh orang-orang musyrik yang tidak mengerti makna yang sebenamya itu, sebagaimana ucapan mereka:
“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja?” (Shad: 5)

Dan mereka juga berkata:
“Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu “ (Shad: 6)

2. Yakin; dan lawan katanya adalah ragu, bimbang, berprasangka, praduga.
Maksudnya adalah barangsiapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat hendaknya hatinya yakin dan benar-benar mempercayai apa yang dia ucapkan, ia benar-benar yakin akan ke-Ilahiyahan Allah Subhanahu WaTa'ala dan kenabian Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dan benar-benar meninggalkan segala bentuk ke-Ilahiyahan selain Allah Subhanahu WaTa'ala atau jangan menyembah Tuhan selain Allah Subhanahu WaTa'ala, dan menolak atauh jangan mempercayai juga  ucapan orang-orang yang mengaku-ngaku nabi sesudah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam .

Jika ia ragu-ragu terhadap pengertian yang sebenarnya atau bimbang dalam tidak penyembahan kepada selain Allah, maka dua kalimat syahadat tersebut tidak memberikan manfaat baginya atau tidak syah syahadatnya.

Dalil dari syarat ini (yakin) adalah hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah, dari Nabi yang bersabda mengenai dua kalimat syahadat:


“Seseorang yang berjumpa Allah (wafat) dengan membawa dua kalimat syahadat tanpa keraguan, maka ia masuk Surga. “ Subhanallah...!!

Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Muslim juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:


“Siapa saja yang kamu jumpai dibalik dinding ini, yang menyatakan bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah, dengan diyakini oleh hatinya, maka gembirakanlah ia dengan Surga. “

Allah Subhanahu WaTa'ala juga telah telah memuji orang-orang mukmin dengan firmanNya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orangorang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu. “ (Al-Hujurat: 15)

Dan Allah mencela orang-orang munafik dengan firman-Nya:
“dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. “ (At-Taubah: 45)

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata:
“Sabar adalah setengah dari iman, sedangkan yakin adalah iman seluruhnya. “ [Dikutip oleh Al-Bukhari secara ta'liq, sebagaimana dalam kitab Fathul Bari I/45. Al-Hafizh berkata: "Di-maushul-kan oleh At-Thabrani dengan sanad shahih dari Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah"]

Maka tidak bisa dipungkiri, seseorang yang yakin terhadap kandungan atau makna dua kalimat syahadat, seluruh anggota
badannya akan cepat bangkit melakukan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu WaTa'ala saja dan mentaati Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

3. Qabul (menerima secara total) yang menafikan radd (penolakan).
Ada sebagian orang yang mengetahui makna dua kalimat syahadat dan meyakini makna yang dikehendakinya namun dia menolaknya karena kesombongan dan kedengkiannya. Sikap itulah yang dimiliki ulama-ulama Yahudi dan Nasrani. Mereka telah mengakui hanya Allah sajalah yang berhak disembah, dan mengetahui siapa Muhammad sebagaimana  mereka mengenal anak-anak mereka. Namun demikian mereka tidak menerimanya.


“Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. “ (Al-Baqarah: 109)

Begitulah keadaan orang-orang musyrik, mereka mengetahui makna Laa ilaaha Illallah dan membenarkan risalah Muhammad tetapi mereka sombong enggan untuk menerima, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha Illallah’ (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (Ash-Shaffat: 35).


“Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al-An’ am: 33).

4. Inqiyad (Patuh).
Perbedaan antara inqiyad dan qabul adalah; Jika inqiyad: menjalankan atau mengikuti dengan perbuatan, sedangkan qabul adalah menjalankan kandungan makna syahadat dengan hanya ucapan. Kedua-duanya mewajibkan adanya ittiba atau diikuti, dijalankan'. Jadi tidak hanya sebatas ucapan belakan namun harus dijalankan dengan perbuatan dalam kehidupan.

Inqiyad lebih cenderung berarti tunduk dan patuh tanpa reserve atau cadangan terhadap hukum-hukum Allah. Allah berfirman:
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya. “ (Az-Zumar: 54)


“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, “ (An-Nisa’: 125)


“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. “ (Luqman : 22)

Inilah yang dimaksud inqiyad (tunduk dan patuh) kepada Allah dengan hanya beribadah kepadaNya. Adapun yang dimaksud dengan inqiyad kepada Nabi adalah dengan menerima sunnah-sunnahnya, melaksanakan ajaran yang dibawanya, dan ridha atas hukum yang diputuskannya, sebagaimana telah disebutkan Allah dalam firmanNya:


“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu Hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65)

Maka sebagai syarat kebenaran iman mereka adalah benar-benar patuh terhadap hukumNya atau tunduk dan patuh terhadap ajaran yang dibawa Nabi dan Tuhannya.

5. Shidq (jujur) lawannya adalah Kadzib (dusta).
Syarat ini disebutkan dalam hadits shahih, bahwasanya Nabi bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang haq selain Allah) dengan jujur dari hatinya, maka ia masuk Surga.”  [Diriwayatkan Ahmad dalam Al-Musnad, 4/16 dari  jalur Rifa'ah Al-Jahanni, diriwayatkan Ahmad pula, 4/402 dari Abu Musa]

Adapun orang yang hanya mengucapkannya dengan lisannya, sedang hatinya mengingkari makna yang dikehendakinya maka ia dusta. Sebagaimana yang diceritakan Allah mengenai orang-orang munafik yang berkata:
“Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah. “ (Al-Munafiqun: 1)

Kemudian Allah berfirman:
“Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. “ (Al-Munafiqun: 1)

Demikianlah kebohongan mereka, sesuai dengan firman Allah:
“Di antara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-o rang yang beriman “ (Al-Baqarah: 8)

6. Ikhlas lawannya adalah syirik
Allah
Subhanahu WaTa'ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta’atan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)


“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama’. “ (Az-Zumar: 11)


“Katakanlah: hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agamaku‘.” (Az-Zumar: 14)

Disebutkan dalam hadits shahih dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:
“Manusia yang paling bahagia dengan syafa’atku adalah yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang haq selain Allah) dengan tutus ikhlas dari hatinya. “ (HR. Al-Bukhari dan lainnya)

Demikianlah makna sabda Nabi di dalam hadits `Itban:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan Neraka bagi orang-orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (dengan ikhlas dari hatinya) karena mengharapkan ridha Allah “ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ikhlas adalah semata-mata beribadah kepada Allah, tidak mengharapkan sesuatu selain kepadaNya, tidak kepada para malaikat yang dekat dengan Allah ataupun para nabi yang diutus. Begitu jugs ia ikhlas dalam mengikuti ajaran  Muhammad dengan mencukupkan diri mengerjakan sunnah-sunnahnya, mengambil hukum darinya, meninggalkan bid’ah atau mengadakan sesuatu tanpa ada contoh dan ajaran-ajaran yang menyimpang, ia juga tidak berhukum dengan hukum yang dibuat manusia yang berupa undang-undang dan adat istiadat yang mereka ciptakan yang berlawanan dengan syariat. Barangsiapa rela dengan undang-undang
dan adat istiadat buatan manusia, tidaklah ia termasuk orang-orang yang ikhlas yang memurnikan ajaran dari kesyirikan.

7. Mahabbah (cinta) yang meninggalkan karohiyah dan baghdha’ (benci).
Seorang hamba wajib mencintai Allah dan mencintai Rasul-Nya, dan mencintai seluruh ajaran yang dicintaiNya berupa perbuatan ataupun ucapan, serta mencintai para wali Allah dan orang-orang yang patuh kepadaNya. Rasa cinta yang benar akan melahirkan atau menimbulkan pengaruh yang baik terhadap anggota badan. Akan dapat diketahui bahwa seorang hamba yang benar-benar mencintai Allah, ia akan benar-benar mentaatiNya dan mengikuti RasuNya, akan beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

Ia akan merasakan kenikmatan dalam mentaatiNya, ia akan bersegera mengerjakan sesuatu yang dicintai Tuhannya dengan ucapan dan perbuatan, dan akan engkau ketahui ia (kita sebagai Umat Manusia) waspada terhadap perbuatan maksiat, dan ia akan senantiasa menjauhinya, ia membenci dan marah pada para pelaku kemaksiatan, meskipun perbuatan maksiat itu sangat dicintai nafsu dan terasa nikmat. Hal ini karena ia mengetahui bahwa Neraka itu dikelilingi dengan perbuatan-perbuatan yang disukai hawa nafsu, sedangkan Surga diliputi dengan hal-hal yang dibenci, jika ia dalam keadaan demikian, dialah orang yang benar-benar mencintai, dalam hal ini Dzun Nun Al-Mishri ditanya seseorang: “Kapan aku (dikatakan) mencintai Tuhanku?”

Ia menjawab: “Jika terdapat sesuatu yang dibencinya, ia menyuruhmu untuk bersabar.” [Disebutkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah, 9/323 dari beliau.]

Sebagian orang mengatakan: “Barangsiapa yang mengaku mencintai Allah, tetapi ia tidak menyesuaikan diri denganNya (tidak melakukan sesuatu yang dikehendakiNya) maka batallah pengakuannya.”

Allah memberikan syarat bahwa sebagai bukti dalam mencintaiNya adalah mengikuti sunnah Nabi sebagaimana firman-Nya:



قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu ‘. “ (Ali Imran: 31)


8. Kufur (ingkar) terhadap sembahan selain Allah.
Syarat kedelapan ini diambil atau disarikan dari sabda Rasulullah:



من قال لا إلـه إلا اللـه و كفر بما يعبد من دون اللـه حرّم ماله و دمه

“Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dan kufur (mengingkari) terhadap sembahan selain Allah maka haram hartanya (untuk dirampas) dan darahnya (untuk dibunuh). “ (HR. Muslim)
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. mari berkreasi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger